Rabu, 02 Juni 2010

APA YANG TERBAIK DARI SMP PERJUANGAN ?

Apa yang terbaik dari SMP Perjuangan & Informatika Terpadu ?
Hasil survey bulan Mei 2010 adalah ...

KEDISIPLINANNYA (50%)
GURUNYA (14%)
PROGRAM DAN KEGIATANNYA (14%)
KEBERSIHANNYA (12%)
PERGAULANNYA (9%)
SERAGAMNYA (1%)

Selasa, 01 Juni 2010

JUARA 1 LINTAS ALAM







Pada Mei 2010 siswa SMP Perjuangan berhasil menggondol trophy juara I Lomba Lintas Alam tingkat SMP-SMA se-Kota Depok yang diselenggarakan oleh OSIS MAN Al Hidayah. Salut untuk Andi, Deka, Deni, Reza, Hanan,dan Khoiruman... serta siswa2 lainnya yang turut bertempur melawan terik dan lumpur..he..he... salut !
(Sumber foto : Fathiyah)

Selasa, 18 Mei 2010

SEJARAH SINGKAT RANGKEPAN JAYA


















Oleh :
Putri Andini Rahma Eni, Dyah Renita Rahma, dan Yordania
(Siswi Kelas IX SMP Perjuangan)


Rangkepan Jaya adalah nama sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Rangkepan Jaya berbatasan dengan Kelurahan Mampang di sebelah timur, Kelurahan Grogol di sebelah utara, dan Kelurahan Rangkepan Jaya Baru di sebelah barat dan selatan. Berdasar hasil wawancara dengan tokoh-tokoh sesepuh Rangkepan Jaya pada Mei 2010, diantaranya Haji Nawawi di Rawa Denok, Haji Bari di Kekupu, dan Haji Aselih di Kampung Grogol, diketahui bahwa wilayah yang kini menjadi Kelurahan Rangkepanjaya merupakan wilayah gabungan dari beberapa desa atau kampung, yang pada masa kolonial Belanda menjadi kawasan tanah partikelir milik tuan tanah.

Berkenaan dengan masa lampau wilayah Rangkepan Jaya, sebuah catatan yang bersumber dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, memberikan informasi penting bahwa pada masa sebelum kedatangan Belanda ternyata wilayah ini sudah berpenghuni, bukan wilayah kosong tak berpenduduk. Beberapa nama kampung yang telah ada sebelum kedatangan Belanda pada abad ke 17 diantaranya Parung Bingung (diduga ada sejak jaman Kerajaan Taruma Negara) dan Rawa Denok (diduga ada sejak jaman perang Banten – Pajajaran tahun 1500-an Masehi). Haji Nawawi menyebutkan, kampung-kampung lain di sekitar Rangkepan Jaya yang sudah ada setidaknya sejak jaman kolonial diantaranya Kampung Limo, Kampung Depok, Kampung Sengon, dan Kampung Parung Malela.
Namun, meski masyarakat yang mendiami wilayah Rangkapan Jaya sudah lama sekali ada, ternyata nama “Rangkepan Jaya” sendiri baru muncul pada tahun 1953. Menurut Haji Nawawi dan Haji Bari, nama Rangkepan Jaya bermula dari ide seorang guru SD di Parung Bingung bernama Sutomo (Pak Utomo) yang terlontar pada musyawarah warga di sebuah madrasah (sekarang YKS) menyangkut pembentukan wilayah (desa) baru, yang merupakan gabungan dari tiga desa, yakni Rawa Denok (termasuk Kampung Pulo), Kekupu (termasuk Kampung Pitara), dan Parung Bingung (termasuk Kampung Grogol). Kata ‘Rangkepan Jaya’ itu berasal dari kata RA = Rawa Denok, KE = Kekupu, dan PA = Parung Bingung, yang kemudian disempurnakan menjadi RANGKEPAN. Adapun tambahan kata ‘Jaya’ merupakan cita-cita agar kelak desa yang baru terbentuk itu menjadi maju dan sejahtera.

Desa bentukan baru itu dipimpin oleh Haji Saprin dari Parung Bingung hingga tahun 1955, kemudian dilanjutkan oleh Haji Amsir dari Kampung Kekupu hingga tahun 1978. Pada tahun 1978, Desa Rangkepan Jaya dipecah menjadi dua, yakni Desa Rangkepan Jaya Lama (terdiri dari Kampung Grogol, Kekupu, Pulo, dan Pitara) dan Rangkepan Jaya Baru (terdiri dari Kampung Parung Bingung dan Rawa Denok). Kepada Desa Rangkepan Jaya (lama) pasca pemecahan adalah Haji Nawawi, Haji Suarja, Haji Dhani Kondhani (sejak masa Haji Dhani Kondhani desa Rangkepan Jaya telah menjadi kelurahan), Cucu S., Haji Mubarok, Deden Kosasih, dan Wawan Wirawan. Saat tulisan ini dibuat, Kelurahan Rangkepan Jaya dipimpin oleh Bapak Ahmad Ubaidillah.

Perkembangan Rangkepan Jaya hingga menjadi seperti saat ini tentu tidak lepas dari peran masyarakat. Beberapa tokoh masyarakat di Rangkepan Jaya sejak masa tahun 1950-an (beberapa sudah wafat) diantaranya : Sayid Muhammad (makam di Sukabumi), Haji Kimah (Rawa Denok), Nimah (Rawa Denok), Haji Sani’in (Rawa Denok; Kepala Desa Rawa Denok pada masa sebelum penggabungan), Rahit (Rawa Denok), Mandor Samah (Rawa Denok), Haji Ali (Rawa Denok), Amil Tohir (Rawa Denok), KH. M. Jayadih (Rawa Denok), Haji Sadullah (Rawa Denok), Haji Ma’arif (Rawa Denok), KH. Abdul Razak (Rawa Denok), KH. M. Awab Usman (Rawa Denok), Haji Nawawi (Rawa Denok), Haji Saprin (Parung Bingung; Kepala Desa Parung Bingung sebelum masa penggabungan), Miun (Parung Bingung), Arkani (Parung Bingung), Haji Mandor Naim (Parung Bingung), Haji Husaini (Parung Bingung), Mardani (Parung Bingung), RK. Marja (Parung Bingung), Aminah Amang (Kekupu; Kepala Desa Kekupu sebelum masa penggabungan), Haji Amsir (Kekupu; Kepala Desa Kekupu sebelum masa penggabungan), Mualim Ratna (Kekupu), Kabeng Tedot (Kekupu), Haji Amil Geming (Kekupu), Usman SF (Kekupu), Sa’atih (Kekupu), Mandor Cocong (Kekupu), Mandor Amar (Kekupu), Haji Bari (Kekupu), R. Kabasar (Grogol), R. Kamaja (Grogol), RW. Suhanda (Grogol), Mandor Na’ung (Pulo), Mandor Sai’nin (Pulo), Haji Saitih (Pulo), Haji Husein (Pulo), Haji Ali (Pulo), Haji Nafis (Pulo), Mandor Acul (Pitara), dan Naman Umbul (Pitara). Disamping itu, ada pula tokoh-tokoh ulama dan guru agama (mualim) yang turut bersumbangsih dalam bidang kerohanian, diantaranya : Ust. Meisar Yunus, Ust. Jayadih, Ust. Asnawi, Ust. Yusuf, Ust. Mansur, Ust. Awab, dan Ust. Samsudin.

Dalam bidang kepemudaan, Rangkepanjaya telah mencetak prestasi gemilang sejak dulu, baik dalam bidang olah raga, pendidikan, maupun organisasi. Narasumber menyebutkan bahwa pada tahun 1980-an Rangkepan Jaya pernah mendapat kunjungan pejabat Negara, termasuk Presiden Soeharto dan para menteri Kabinet Pembangunan. Rangkepan Jaya pernah pula mengirimkan salah seorang pemudanya dalam program pertukaran pelajar ke Australia. Dalam bidang olah raga, hingga kini masih berdiri dan aktif POR (Persatuan Olah Raga) Samudra Jaya yang memiliki 5 PS (Persatuan Sepakbola), yakni PS. HW yang diketuai oleh Haji Nawawi, PS. Pekerti yang diketuai oleh Haji Bari, PS. PB Kubra dipimpin oleh Bapak Marali, PS. Fajar Putra yang dipimpin oleh Bapak Suhamba, dan PS. Setia Kawan yang dipimpin oleh Bapak Kotong Suhardi. (.)

Rangkepan Jaya, Mei 2010
Penulis,
Putri A.R.E., Dyah R.R., dan Yordania

Rabu, 21 April 2010

DEMO MASAKAN NUSANTARA



Bertepatan dengan momen Hari Kartini 2010, siswa kls IX melakukan demo memasak masakan2 Nusantara. Ada masakan khas Sumatra Barat, masakan Sunda, masakan Jawa, dll. Hmm ... soal rasa ternyata tak kalah dengan masakan komersil. Hebat !

Selasa, 20 April 2010

KAMPANYE SEPAKBOLA DAMAI




Jumat, 16 April 2010

HUJAN METEOR MALAM INI

Hujan meteor Lyrids akan turun mulai malam ini hingga 26 April 2010. Fenomena tahunan itu bisa disaksikan di seluruh Indonesia selepas tengah malam.

Menurut peneliti utama astronomi dan astrofisika di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, masa puncak hujan meteor terjadi pada 21-22 April. Saat itu, diperkirakan ada 10-20 meteor yang muncul setiap jam.

"Biasanya pada saat-saat tertentu terjadi lonjakan meteor, tapi tahun ini normal," katanya, Kamis (15/4/2010). Meteor dari komet Tatcher tersebut mulai diketahui astronom sejak 2600 tahun lalu.

Hujan meteor itu akan turun dekat rasi Lyra. Letaknya berada di antara horison hingga atas langit sebelah timur laut. Dengan kondisi cuaca yang mulai memasukim musim kemarau, ditandai dengan hujan yang jarang turun, kata dia, kemungkinan besar hujan meteor itu bisa disaksikan tanpa dihalangi awan selepas pukul 01.00 dinihari hingga menjelang subuh.

Hujan meteor itu bisa disaksikan dengan jelas oleh penduduk bumi di belahan utara. Di Indonesia yang berada di khatulistiwa, kata astronom dari Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar, kemungkinan agak sulit dilihat. "Posisinya dekat horison, mungkin agak terhalang pepohonan," katanya. Sebelum dan sesudah masa puncaknya, jumlah meteor yang jatuh diperkirakan hanya sebuah tiap jam.

Bagi para astronom, hujan meteor dari komet yang muncul tiap 415 tahun dekat bumi ini dianggap biasa. Hujan meteor itu berasal dari lapisan es komet yang mencair ketika orbitnya dekat dengan matahari. Partikel debu, es, dan batu yang terlepas itu terbakar di atmosfir sebelum jatuh ke bumi.

Menurut Evan, tahun ini ada 11 hujan meteor yang besar termasuk Lyrids. Setiap tahun, bumi disiram sekitar 25 ribu ton debu angkasa.

Sumber : tempointeraktif.com/anwar siswadi

Rabu, 14 April 2010

LOMBA SCRABBLE BAHASA INGGRIS SD-SMP SE-KOTA DEPOK





Dalam rangka mengkampanyekan belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan, pada tanggal 5 April 2010 SMP Perjuangan menyelenggarakan lomba Scrabble Bahasa Inggris tingkat SD/MI-SMP/MTs se-Kota Depok. Perlombaan diikuti oleh 57 siswa dari berbagai sekolah di Kota Depok. Lomba Scrabble 2010 ini adalah event perdana, yang menurut rencana akan dijadikan kegiatan rutin tahunan SMP Perjuangan.

Pada Lomba Scrabble 2010 ini keluar sebagai juara berasal dari SMP Perjuangan, SMP Yapan, dan SD Al Hamidiyah untuk tingkat sekolah dasar.

Kamis, 18 Maret 2010

JALAN LINTAS ALAM 2010

Lomba Jalan Lintas Alam SMP Perjuangan 2010 diselenggarakan pada Minggu 14 Maret 2010. Rute kegiatan meliputi wilayah Rangkepanjaya dan Rangkepanjaya Baru. Kegiatan dimulai pada jam 07.00 dan berakhir jam 11.00. Kegiatan ini diikuti oleh siswa dari berbagai SD/MI dan SMP/MTs di Kota Depok. Kegiatan lomba terdiri dari 4 kategori, yakni kategori SD/MI putra dan putri, dan kategori SMP/MTs putra dan putri.










Para Pemenang Lomba :
1. Kamal M
(Juara I /MI Iaanatul Ikhwan)
2. Agung Ramadhan
(Juara II /SDN Rangkepanjaya)
3. M. Faisal
(Juara III /MI Iaanatul Ikhwan)
4. Nira SC
(Juara I /SDN Rangkepanjaya)
5. Herdiani
(Juara II /MI Al Hidayah)
6. Leliani Mecasari Kustanto
(Juara III /MI Al Hidayah)
7. Lukman Hakin
(Juara I /SMP Perjuangan)
8. Eko Edi W
(Juara II /SMP Perjuangan)
9. Fauzan
(Juara III /SMP Perjuangan)
10. Aulia Rizki S
(Juara I /SMP Perjuangan)
11. Aliyah Pratiwi
(Juara II /SMP Perjuangan)
12. Dian Ariani
(Juara III /SMP Perjauangan)

Selasa, 09 Maret 2010

KETUA OSIS PERIODE I HINGGA III (2006--2010)





Ketua Umum OSIS SMP Perjuangan & Informatika Terpadu 2006--2010 :
Ketua OSIS ke-1 (2006--2007) :
Indra Adi Pradana
Ketua OSIS ke-2 (2007--2009):
Putri Andini Rahma Eni
Ketua OSIS ke-3 (2009--2010) :
Nico Fasa Anugrah

KETUA OSIS KE-IV PERIODE 2010/2011



Nama lengkap :
Reza Feronita
Nama panggilan :
Resa
Jabatan OSIS :
Ketua Umum
Lahir :
Depok, 7 April 1996
Alamat :
Kp. Kekupu Rt.2/3 Rangkepanjaya
Telpon :
021-91734946
Cita-cita :
Dokter
Hoby :
Bulu Tangkis
Nama Orang Tua :
Jaelani (ayah) dan Rita (ibu)
Motto hidup :
Hidup itu ibarat roda yang berputar
Lomba yang pernah diikuti :
Lomba Pidato di SMP Lazuardi (2007), Lomba Baca Puisi (2007), Lomba Cerdas Cermat (2008).

Pengurus Inti OSIS 2010/2011
Ketua Umum :
Reza Feronita
Ketua I Bidang Olahraga, Kerohanian, dan Seni :
Hanan Irsan
Ketua II Bidang Kedisiplinan dan K3S :
Andi Priyanto

Kamis, 18 Februari 2010

LOMBA JALAN SANTAI LINTAS ALAM DAN SCRABBLE


SMP Perjuangan berencana menyelenggarakan LOMBA JALAN SANTAI LINTAS ALAM DAN SCRABBLE tanggal 13 Maret (Scrabble) dan 14 Maret (Jalan Santai) mendatang. Lomba ini terbuka untuk umum, mulai kelas IV SD hingga kelas IX SMP (kategori SD dan SMP) se-Kota Depok.

Peserta ditargetkan 1000 orang, setelah tahun lalu sukses diikuti oleh 750 peserta. Buruan daftar !

Hadiah :
Throphy Juara 1-3 Putra dan Putri (4 kategori Jalan Santai dan 1 kategori Scrabble).

Rabu, 03 Februari 2010

IWAN FALS : ASIAN HEROES



Virgiawan Listianto yang populer dengan nama Iwan Fals dikenal sebagai ‘wakil rakyat’ yang lantang menyuarakan seruan hati para wong cilik. Sepanjang karirnya selama kurang lebih 20 tahun di dunia musik ia telah terbukti memiliki kelompok penggemar khusus yang dekat dengan kemiskinan, ketidakadilan dan pengangguran. Lagu-lagunya kerap dihubungkan dengan protes-protes sosial seperti pernah terkenal lewat Oemar Bakrie (1981) dan Bento (1991).

Nama besar yang disandangnya saat ini dicapainya setelah melalui jalan penuh kerikil dan berdebu di bawah hujan dan terik matahari dalam komunitas ‘pengamen jalanan’. Pria yang diberi julukan “Pahlawan Besar Asia” menurut majalah Time Asia edisi 29 April 2002 ini mengalami banyak perubahan selama enam tahun terakhir.

Kepergian anak pertamanya, Galang Rambu Anarki (almarhum), April 1997, seorang gitaris yang baru saja meluncurkan album perdananya di usia 15 tahun, membuatnya semakin menghargai posisinya sebagai seorang ayah yang harus menjaga, mendidik, dan memelihara anak-anaknya. Rasa cintanya kepada dua anaknya, Annisa Cikal Rambu Basae dan Rayya Rambu Robbani, adalah pengobar semangat di usianya yang kini sudah berkepala empat.

Iwan Fals yang pernah memperoleh Juara II Karate Tingkat Nasional, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik) sehari-harinya dipanggil Tanto. Ia lahir pada 3 September 1961 di Jakarta dalam keluarga besar yang taat beragama. Dari sembilan bersaudara, empat meninggal dunia. Semenjak kecil Iwan sering diajak ibunya, Lies Haryoso, mengikuti berbagai kegiatan sosial. Kini, ibunya masih aktif mengurusi sebuah yayasan sosial miliknya yang menampung anak-anak tidak mampu dan menyantuni orang-orang jompo. Yayasan sosial `Hairun Nissa' yang didirikannya tahun 1986, kini menyantuni 213 anak dalam panti, 90 anak non panti, dan 313 orang tua jompo.

Semenjak kecil Iwan sudah berjiwa sosial dan sangat perhatian kepada teman-temannya. Itu semua terbukti ketika Iwan dengan murah hati memberikan pakaian yang dia pakai dan sepatu baru yang harganya mahal kepada temannya yang membutuhkan.

Meskipun cerdas, di sekolah Iwan biasa-biasa saja karena waktunya habis untuk mengembangkan bakat seninya dalam mencipta lagu, memainkan gitar, harmonika dan piano.

Menginjak usia 13 tahun, Iwan mulai mengamen di Bandung. Sama seperti anak SMP lainnya, Iwan suka memperhatikan teman-temannya yang sering memainkan gitar sembari nongkrong menghabiskan waktu. Tidak mau kalah dengan temannya, Iwan mulai belajar gitar sedikit demi sedikit. Suatu kali ia pernah mencoba memainkan gitar temannya, namun bukan pujian yang diterima melainkan omelan karena senar gitar itu dibuatnya putus.

Gitar seakan-akan sudah menjadi sahabat yang tak terpisahkan bagi Iwan. Bahkan ketika ia bersekolah di KBRI, Jedah, Arab Saudi, selama 8 bulan, gitar menjadi teman penghibur di kala sepi datang menghadang. Dalam perjalanan pulang dari Jedah ketika musim haji, Iwan mendapat pengalaman yang unik. Seorang pramugari mengajarinya menyanyikan lagu Blowing in the Wind Bob Dylan dan membantu menyetem gitarnya yang fals.

Karena ingin tampil beda dan menarik perhatian teman-temannya yang suka memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan yang juga menjadi pemain gitar di vokal grup sekolahnya SMP 5 Bandung mencoba mengarang lagu sendiri. Ia membuat lagu yang liriknya lucu, bercanda, bahkan mengutak-ngatik lagu orang. Ulahnya ini tentu membuat teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal.

Bersama Engkos, manajernya yang berprofesi sebagai tukang bengkel sepeda motor, Iwan mulai menyanyi di berbagai acara hajatan, kawinan atau sunatan. Kesibukan barunya dengan gitar sembari mencari teman dan memperluas pergaulan membuat ia sering membolos lalu pindah sekolah. Lagu Iwan sempat direkam dan diputar di Radio 8 EH namun radio ini akhirnya dibredel.

Waktu terus berjalan sementara lagu-lagu Iwan mulai terkenal, tidak hanya di Bandung tetapi juga di Jakarta. Karena tertarik dengan ajakan seorang produser, Iwan yang masih bersekolah di SMAK BPK Bandung, pergi ke Jakarta bersama teman-temannya dari Bandung, yakni Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam kelompok Ambradul untuk masuk dapur rekaman dengan bekal uang hasil penjualan sepeda motor Iwan. Namun, penjualan album tersebut kurang sukses di pasaran.

Setelah rekaman ini, Iwan kembali mengamen dan ikut berbagai festival. Ia sempat menjuarai festival musik country lalu mengikuti festival lagu humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor Iwan direkam dan diproduseri oleh Handoko di bawah bendera perusahaan ABC Records. Dalam rekaman ini Iwan ditemani oleh Pepeng (pembaca acara kuis Jari-jari), Krisna, dan Nana Krip. Album ini pun bernasib sama dengan album rekaman sebelumnya yang hanya dikonsumsi kalangan tertentu saja, seperti anak muda.

Rupanya pintu kesempatan belum tertutup bagi Iwan. Setelah sempat rekaman sekitar 4-5 album, nama Iwan akhirnya melejit di tangan Musica Studio yang kemudian menghasilkan album-album karyanya, seperti Sarjana Muda, album solo perdananya, yang aransemen musiknya dimotori oleh Willy Soemantri, album 1910, album Mata Dewa, yang meledak di pasaran. Walaupun nama Iwan Fals sebagai penyanyi dan musisi semakin populer, banyak orang hanya tahu nama namun tidak kenal wajah karena Iwan baru masuk televisi setelah tahun 1987 padahal rekaman pertamanya dilakukan tahun 1979, waktu itu usianya masih 18 tahun.

Meskipun sudah masuk dapur rekaman dan albumnya diterima oleh pasar, Iwan diam-diam masih mengamen dari rumah ke rumah, acara hajatan dan sunatan, sembari sekali-sekali di Pasar Kaget, Blok M karena ia harus menghidupi keluarganya. Ia juga sekali-sekali memanfaatkan mobil colt abu-abu miliknya untuk menarik penumpang sepulang dari studio.

Pada awal 1982, isteri Iwan, Rosana, melahirkan anak pertama, Galang Rambu Anarki di tengah keadaan ekonomi yang sedang sulit. Meskipun demikian, Iwan tetap bersyukur dengan membuat lagu khusus berjudul Galang Rambu Anarki sama dengan nama anaknya. Selama 3 tahun selanjutnya Iwan masih mengamen. Baru tahun 1985, setelah anak keduanya lahir, Anissa Cikal Rambu Basae, Iwan memutuskan berhenti total dari mengamen.

Di masa Orde Baru, lagu-lagu Iwan sempat dicekal dan ia dilarang melakukan pertunjukan di beberapa daerah. Pada 1984 ia mendapat masalah karena lagunya yang berjudul Mbak Tini. Lagu ini berkisah tentang Mbak Tini, seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan mempunyai suami bernama Soeharto, seorang supir truk. Oleh pihak yang berwenang waktu itu, lagu tersebut dianggap menghina presiden RI, Soeharto. Akibatnya, Iwan terancam bakal masuk penjara. Padahal, menurut Iwan, lagu tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan Soeharto dan istrinya, (mendiang) Tien Soeharto.

Dalam mencipta lagu, Iwan mendapat inspirasi dari koran, televisi, keadaan sekitar dan alam. Saat rezim Orde Baru menghadapi detik-detik ketumbangannya, misalnya, ia membuat lagu berjudul Kamu Sudah Gila, Apa Kamu Sudah Jadi Tuhan? Sedangkan lagunya Belalang Tua diilhami oleh seekor belalang yang bergayut di selembar daun selama berhari-hari di kebun miliknya.

Setelah album Orang Gila (1993), Iwan, yang sempat kuliah di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang Institut Kesenian Jakarta) menghilang selama kurang lebih 10 tahun dari hingar bingar industri rekaman. Dalam kurun waktu itu, Iwan bergabung dengan berbagai kelompok, yakni Swami, Dalbo, Kantata Takwa, dan Kantata Samsara. Kolaborasinya itu melibatkan beberapa musisi dan budayawan ternama, seperti Setiawan Djody, Sawung Jabo, WS Rendra, dan Jocky Suryoprayogo.

Iwan juga melakukan beberapa kerjasama di luar kelompok tersebut, di antaranya melahirkan album Anak Wayang (bersama Sawung Jabo), Terminal dan Orang Pinggiran (bersama Franky Sahilatua), serta Mata Hati (bersama Bobby Erres). Baru pada tahun 2002, Iwan mengeluarkan album berjudul Suara Hati, sebuah album comeback yang betul-betul merupakan hasil karyanya bersama grupnya.

Pada 18 Juni 2003 yang lalu, Iwan bersama isterinya, Mbak Yos, yang juga merangkap sebagai manajernya baru saja melempar album baru di bawah bendera Musica Studio berjudul Iwan Fals: In Collaboration With, yang kebanyakan berisi lagu-lagu cinta. Dari 10 lagu, kecuali Rinduku karya Harry Roesli, lima lagu lainnya dibuat oleh pencipta-pencipta lagu muda, yaitu Pongky "Jikustik" (Aku Bukan Pilihan), Eross "Sheila on 7" (Senandung Lirih), Piyu "Padi" (Sesuatu yang Tertunda), Azis MS "Jamrud" (Ancur) dan Kikan "Cokelat" (Sudah Berlalu) sedangkan empat lagu lainnya, diambil dari album Suara Hati, yaitu Kupu-kupu Hitam Putih, Belalang Tua, Suara Hati dan Hadapi Saja yang semuanya diaransemen ulang.

Dalam waktu dekat ini, Iwan akan tampil dalam A Mild Live - Soundrenaline 2003 di Bandung pada 24 Agustus 2003 dan konser Kantata Takwa di Parkir Timur Senayan di Jakarta pada 30 Agustus 2003.

Nama:
Virgiawan Listanto
Nama populer:
Iwan Fals
Lahir:
Jakarta, 3 September 1961
Ayah:
Haryoso
Ibu:
Lies
Isteri:
Rosanna (MBak Yos)
Anak:
Galang Rambu Anarki (almarhum)
Anissa Cikal Rambu Basae
Rayya Rambu Robbani
Hobi:
Melukis
Sepak Bola
Karate
Pendidikan:
SMP 5 Bandung
SMAK BPK Bandung
Sekolah Tinggi Publisistik
Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang IKJ)
Album:
Serenade Kembang Pete ; Frustrasi ; Sarjana Muda (1981) ; Opini (1982) ; Sumbang ; Sugali ; Kumenanti Seorang Kekasih ; Sore Tugu Pancoran ; Ethiopia ; Aku Sayang Kamu ; Lancar Kereta Tua ; Wakil Rakyat ; 1910 ; Mata Dewa ; Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarku ; Kemesraan ; Swami I (Bento) ; Swami II (Kuda Lumping) ; Kantata Takwa ; Cikal ; Belum Ada Judul ; Hijau ; Dalbo ; Orang Gila ; Terminal ; Mata Hati ; Orang Pinggiran ; Anak Wayang ; Lagu Pemanjat ; Kantata Samsara ; Live "Peristiwa Senayan" ; Best of the Best Iwan Fals ; Suara Hati (2002) ; Iwan Fals, In Collaboration with (2003)
Kolaborasi:
Swami (Iwan Fals, Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel)
Kantata (Iwan Fals, WS Rendra, Sawung Jabo, Setiawan Djody, Donny Fattah, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel, Doddy)
Dalbo (Iwan Fals, Sawung Jabo, Naniel, Nanoe, Jockie Speryoprayogo, Totok Tewel)
Iwan Fals, In Collaboration with (2003)
Prestasi:
Juara adzan tingkat DKI semasih SD
Juara II Karate Tingkat Nasional
Juara IV Karate Tingkat Nasional, 1989
Penyanyi rekaman terbaik versi BASF 1995

Alamat:
Jalan Desa Leuwinanggung No.19 RT 01/RW02, Cimanggis - Depok 16956